Hari itu saya berniat untuk melihat
pertandingan kasti di alun-alun Jember dan ternyata dalam acara pembukaan pertandingan tersebut,
panitia sengaja mengundang kesenian tradisional jaranan campursari. Komunitas jaranan
yang bernama Sinar Budaya dengan pimpinan Bapak Darsia dan Bapak Abd.Gani ini
menghibur penonton dengan berbagai atraksi. Dimulai dengan tarian beberapa
orang yang membawa kuda-kudaan dengan diiringi musik yang secara langsung
dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan
gamelan. Setelah mempersembahkan tari-tarian tersebut, mereka lalu melakukan ritual
untuk memasukkan roh kepada penari-penari tersebut. Kemudian mereka melakukan
atraksi memakan lampu, ngelupas kelapa dengan giginya, dan memecut badannya sendiri, tentunya mereka melakukan
dalam keadaan tidak sadar karena telah kerasukan roh. Ada juga yang dipecut
oleh orang lain yang kalau saya lihat seperti pawang dari roh yang dimasukkan
ke badan penari-penari tersebut. Pemain-pemainnya merupakan lelaki semua,
bahkan termasuk pemain alat musiknya pun tidak ada yang wanita. Saya juga tidak
begitu paham perbedaan jaranan campursari dengan jaranan lainnya atau mungkin semua
jaranan juga sama bentuk penampilannya seperti yang saya lihat.
Setelah melakukan atraksi, para penari-penari tersebut disadarkan kembali setelah kemasukan roh.
Sebenarnya saya tidak terlalu paham mengenai jaranan campursari (kecuali yang saya tahu dari mbah google), mungkin kalian bisa saling share apa yang kalian ketahui tentang jaranan. Hargai dan lindungi kesenian tradisional agar tidak kehilangan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar